Squad pastinya tahu ‘kan kalau Indonesia pernah dijajah oleh Belanda, Jepang, dan Inggris selama kurang lebih 350-an tahun. Setelah melalui masa penjajahan yang cukup panjang, di tahun 1944 Indonesia mulai mencoba untuk berdiri dan menyiapkan kemerdekaannya. Kamu tahu nggak gimana kronologi proklamasi kemerdekaan RI? Ikuti, yuk cerita detik-detik menuju proklamasi kemerdekaan RI.
Persiapan Kemerdekaan
Kalau kau mau sukses melaksanakan satu acara, pastinya butuh persiapan yang matang. Sama juga dengan kemerdekaan RI, Squad. Persiapannya sudah dilakukan semenjak lima bulan sebelumnya, tepatnya pada 1 Maret 1945. Di tanggal ini dibuat BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam Bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Badan ini diresmikan pada 29 April 1945 dan diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
Sebagai persiapan, BPUPKI melaksanakan dua kali sidang. Sidang pertama dilakukan pada 29 Mei-1 Juni 1945. Sidang ini menghasilkan rumusan dasar negara Indonesia (Pancasila) yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo, Mr. Muh. Yamin, dan Ir. Soekarno. Itulah mengapa tiap 1 Juni, kini kita peringati sebagai Hari Lahirnya Pancasila.
Sebagai tindak lanjut, pada 22 Juni 1945, dibuat Panitia Kecil sebanyak sembilan orang (disebut juga Panitia Sembilan) dan mematangkan konsep Pancasila. Hasilnya dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Sidang kedua dilakukan pada 10-14 Juli 1945 menghasilkan rumusan UUD lengkap dengan pembukaannya (preambule).
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI diganti menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai dalam Bahasa Jepang. Panitia ini berjumlah 21 orang dan tugasnya yaitu mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Berita Kekalahan Jepang
Perang Dunia II yang tengah terjadi ketika itu ternyata juga membawa dampak jelek bagi Jepang, Squad. Salah satunya yaitu kejadian pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki di tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Peristiwa tersebut mendorong Jepang untuk mengalah tanpa syarat kepada sekutu pada 15 Agustus 1945. Berita wacana kekalahan Jepang menyebar dengan cepat lewat radio dan didengar oleh tokoh-tokoh muda Indonesia. Bersama dengan Moh. Hatta, golongan muda ini mengadakan rapat di Pegangsaan Timur.
Rapat dipimpin oleh Chairul Saleh dan menghasilkan keputusan yang menjadi dasar proklamasi Indonesia. Hasil ini disampaikan kepada Bung Karno oleh Wikana dan Darwis, namun terjadi perbedaan pendapat. Setelah beberapa rapat, akibatnya golongan muda tetapkan untuk mengasingkan Bung Karno ke luar kota supaya tidak menerima efek dari Jepang.
Baca juga: 7 Strategi Perlawanan Indonesia terhadap Belanda Sampai Awal Abad 20.
Peristiwa Rengasdengklok
Kalau kau pergi ke kawasan Kuningan di Jawa Barat, kau niscaya akan melihat papan nama Rengasdengklok. Bung Karno dan Bung Hatta diungsikan ke Rengasdengklok, Jawa Barat oleh para pemuda. Mereka dijemput pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 4.30 WIB oleh rombongan golongan muda. Mereka diasingkan sebab meminta para cowok untuk sabar dalam mengumumkan proklamasi. Sementara itu, di Jakarta akan dilaksanakan rapat anggota PPKI di gedung Pejambon 2.
Ahmad Soebardjo yang ketika itu mencari keberadaan Bung Karno dan Bung Hatta-pun diberangkatkan ke Rengasdengklok untuk bertemu dan berunding dengan mereka. Akhirnya Soebardjo berjanji jaminan nyawa kepada golongan muda bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada keesokan harinya selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan itu, akibatnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dilepaskan.
Rumah milik Djiauw Kie Song yang dijadikan sebagai tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta. (Sumber: oneforindonesia.com).
Perumusan Naskah Proklamasi
Dari Rengasdengklok, rombongan tiba kembali di Jakarta pukul 23.30 WIB. Pasti kau kebanyang ‘kan bagaimana lelahnya Bung Karno dan Bung Hatta? Akhirnya mereka tetapkan untuk istirahat sebentar di rumah masing-masing. Setelah itu, Soekarno-Hatta pergi ke rumah Laksamana Tadashi Maeda sesuai dengan proposal Ahmad Soebardjo. Walaupun orang Jepang, laksamana ini mempunyai kedekatan dengan tokoh-tokoh Indonesia dan ia memberi jaminan keselamatan.
Sebelum merumuskan naskah proklamasi, Soekarno-Hatta menemui Mayor Jendral Nishimura untuk menanyakan sikapnya mengenai Proklamasi Kemerdekaan. Sayangnya, tidak ada kesepakatan dalam pertemuan tersebut sebab Jepang yang sudah mengalah kepada sekutu, sehingga mereka tidak dibolehkan untuk mengubah keadaan politik di Indonesia hingga kedatangan sekutu. Akhirnya Soekarno-Hatta tetapkan untuk melanjutkan pembuatan naskah proklamasi.
Kata “Proklamasi” yaitu sumbangan ajaran Soekarno, kalimat pertama yaitu sumbangan ajaran Ahmad Soebarjo, dan kalimat terakhir merupakan sumbangan ajaran Hatta. Teks itu kemudian diberi saran dan sedikit perubahan oleh Sukarni, kemudian diketik oleh Sayuti Melik. Terakhir, Sukarni memberi proposal bahwa naskah ini sebaiknya ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Pada pukul 04.30 WIB konsep naskah proklamasi selesai disusun.
Suasana perumusan naskah Proklamasi. (Sumber: maritimnews.com dan historia.id).
Buat Squad yang tinggal di Jakarta, niscaya kau pernah melewati lapangan Monumen Nasional (Monas) ‘kan? Semula, pembacaan teks Proklamasi akan dilaksanakan di lapangan tersebut. Dulu, namanya yaitu Lapangan Ikada. Namun, Bung Karno merasa bila diadakan di tempat yang luas dan ramai, hal itu sanggup menjadikan bentrokan antara rakyat dengan pihak militer Jepang. Kemudian ia mengusulkan untuk menyelenggarakan proklamasi di rumahnya di Jl. Pegangsaan Timur No. 56.
Proklamasi Kemerdekaan RI
Detik-detik menuju proklamasi kemerdekaan RI semakin dekat. Setelah disepakati, Proklamasi akan dibacakan pada pukul 10.00 WIB di rumah Ir. Soekarno. Moh. Hatta berpesan kepada para cowok yang bekerja di kantor pers, B.M. Diah untuk memperbanyak naskah teks proklamasi dan menyiarkan ke seluruh dunia.
Pagi harinya rumah Soekarno sudah dipadati oleh banyak orang. Shudanco Latief Hendraningrat menugaskan anak buahnya untuk berjaga-jaga di sekitar rumah Ir. Soekarno. Bung Karno menunggu kedatangan Bung Hatta untuk membacakan naskah tersebut. Setelah Bung Hatta datang, upacara dimulai.
Pengibaran bendera dilakukan oleh S. Suhud dengan dukungan Shudanco Latief Hendraningrat. Bendera merah putih yang dikibarkan dijahit oleh Fatmawati, istri Bung Karno. Upacara berlangsung syahdu sebab tanpa dikomando para hadirin impulsif menyanyikan Indonesia Raya ketika bendera dikibarkan.
Suasana pengibaran bendera Merah Putih untuk pertama kalinya. (Sumber: bobo.grid.id).
Penyebarluasan Berita Proklamasi RI
Berita proklamasi disebarluaskan melalui siaran radio dari kantor isu Domei. Mendengar isu ini, pihak Jepang melarang penyiaran isu proklamasi itu. Kemudian pada tanggal 20 Agustus 1945 alat pemancar di Domei diputus dan disegel sehingga pegawainya dihentikan masuk. Tanpa kehilangan akal, para cowok kemudian menciptakan alat pemancar gres yang mereka ambil dari alat-alat pemancar dari kantor isu Domei. Alat pemancar ini dibawa ke Menteng dan isu tersebut segera disiarkan ke seluruh Indonesia. Selain dari radio penyebaran isu proklamasi dilakukan lewat pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian Jawa pada tanggal 20 Agustus 1945 memuat isu proklamasi dan UUD Negara Indonesia. Wah, untung para cowok tidak kehabisan akal, ya.
Itu dia, Squad kejadian detik-detik menuju Proklamasi kemerdekaan RI. Penuh usaha tentunya, ya. Kita harus bersyukur sebab kerjakeras para pendekar yang terlibat dalam kejadian tersebut, kita sanggup hidup hening kini. Kalau kau mau berdiskusi wacana proklamasi RI, kau sanggup ikutan RuangLesOnline, lho!
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Detik-Detik Menuju Proklamasi Kemerdekaan Ri"
Posting Komentar