9 Kebiasaan Unik Sekolah Di Negara Jepang

Jepang diketahui merupakan salah satu negara yang sering menjadi tujuan untuk jadwal beasiswa alasannya budaya belajarnya yang sangat baik. Penasaran dong apa saja kebiasaan unik sekolah di negeri bunga sakura ini? Nih, Ruangguru.com kasih bocorannya untuk kamu.

Jalan kaki

Di Jepang, pergi ke sekolah wajib berjalan kaki. Nah, sekolah untuk siswa SD hingga Sekolah Menengah Pertama ditentukan oleh pemerintah. Jadi, orangtua mendaftarkan anaknya ke Balai Kota setempat, kemudian akan ditentukan di mana anak tersebut bersekolah.

Faktor yang dipertimbangkan yaitu jaraknya tidak terlalu jauh semoga sanggup dijangkau dengan berjalan kaki. Makanya tidak kenal macet-macetan deh dikala berangkat, plus badan sehat alasannya setiap hari berjalan kaki. Kalau sudah naik tingkat ke SMA, gres diperbolehkan naik kendaraan. Itu pun bukan motor atau mobil, tapi jitensha, semacam sepeda onthel. Hal ini sangat memperlihatkan kesederhanaan warganya.

Tidak ada sekolah favorit

 Sekolah di Jepang

Foto: regex.info

 Dikarenakan sekolah diatur oleh pemerintah, maka tidak ada pembeda khusus mana sekolah favorit dan tidak. Dengan peraturan menyerupai ini, orangtua tidak perlu ‘berebut’ untuk memasukkan anaknya ke sekolah tertentu.

Tidak ada upacara bendera

Di negara asal kartun Doraemon tersebut, tidak diadakan upacara. Namun bukan berarti siswanya tidak mempunyai nasionalisme, lho. Bahkan di beberapa SD tidak diwajibkan menggunakan seragam, kecuali seragam olahraga.

Waktu belajar

Untuk tingkat SD, waktu belajarnya yaitu pukul delapan pagi hingga empat sore. Mata pelajaran yang diajarkan yaitu Matematika, Bahasa Jepang, Seni, Olah raga, dan lifeskill. Khusus untuk siswa SD kelas 1 dan 2, fokus diajarkan PIPO LONDO (ping poro lan sudo), yaitu penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa diajarkan empat hal tersebut secara terus-menerus hingga lancar. Untuk pelajaran Jepang, para siswa diwajibkan menghafal abjad kanji. Sedangkan untuk IPA, siswa diajak untuk terjun pribadi ke alam, menyerupai memancing, diajak ke kebun, dan lainnya.

Buku project

Ketika libur demam isu panas tiba, siswa wajib membaca dan menuntaskan satu buku project. Libur ini terbilang panjang, kira-kira 45 hari. Buku ini berisi project yang wajib dijalankan secara konkret oleh siswa. Nantinya, project ini akan dijadikan sebagai evaluasi kiprah sekolah.

Tas sekolah

Tas yang digunakan untuk sekolah yaitu tas yang sama. Tas kotak yang biasa kita lihat di film-film Jepang, menyerupai Doraemon, yang disebut randoseru. Untuk siswa laki-laki, warna tas yang boleh digunakan yaitu biru dan hitam. Sedangkan siswa wanita diperbolehkan menggunakan tas berwarna-warni. 

Sekolah di Jepang Foto: Amazonaws.com 

Tas ini terbilang cukup mahal, yaitu seharga 3000 yen (Rp 3,5 juta), tapi bergaransi hingga enam tahun. Jadi, selama enam tahun duduk di dingklik SD, siswa tidak diperkenankan untuk bergonta-ganti tas sekolah. Randoseru ini sifatnya tidak sanggup dihibah ya, jadi satu tas hanya untuk digunakan oleh satu siswa.

No gadget

Meskipun banyak sekali gadget canggih berasal dari negara ini, tapi siswanya tidak diperkenankan membawa gadget ke sekolah. Satu-satunya penghubung antara orang bau tanah dan anak yaitu sekolah. Tanpa gadget, tidak ada perbedaan mana ‘si kaya’ dan ‘si miskin’ di sekolah.

Bangunan sekolah

 Sekolah di Jepang

Foto: loljapan 

Sekolah di negara yang 70 persennya dipenuhi pegunungan ini mempunyai luas lahan minimal 1 hektar. Luas tanah untuk lapangan bahkan lebih besar dibandingkan dengan luas bangunannya. Sekolah yang ada di kota umumnya mempunyai akomodasi lengkap untuk menunjang pembelajaran. Ada aula, lapangan outdoor, lapangan baseball, lapangan tenis, bak renang, ruang klub, musik, masak, penyiaran radio, dan banyak lagi.

Festival budaya

Negara pengimpor hasil maritim terbesar ini mempunyai banyak jadwal kebudayaan di setiap sekolah. Dimulai dari pekan olahraga, camping tour, dan yang paling dinantikan yaitu ekspo budaya (Bunkasai). Bunkasai bentuknya menyerupai pentas seni di Indonesia. Ada banyak stand jajanan Jepang, siswa dibebaskan mendekor kelas, dan setiap kelas biasanya menciptakan kafe atau rumah hantu. 

Sekolah di Jepang Foto: Japan Journal 

Festival budaya ini dilakukan oleh jenjang pendidikan dari Taman Kanak-kanak hingga universitas selama 2-3 hari. Untuk tingkat SD hingga Sekolah Menengan Atas sifatnya wajib, tapi untuk universitas bersifat menyerupai ekstrakurikuler. Bunkasai dimaksudkan untuk melihat prestasi sehari-hari dan menggunakan hasil berguru untuk meningkatkan motivasi. Acara ini biasanya ditutup dengan api unggun dan kembang api.

Demikianlah beberapa kebiasaan unik mengenai sekolah di negara Jepang. Banyak juga yang sanggup memperlihatkan pandangan gres untuk negara kita sendiri ya. Salah satu yang patut dicontoh yaitu kesederhanaan warganya.

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "9 Kebiasaan Unik Sekolah Di Negara Jepang"

Posting Komentar