Dalam buku panduan SEA Games yang dibagikan oleh Malaysia selaku tuan rumah penyelenggara SEA Games 2017 untuk tamu undangan upacara pembukaan, Sabtu (19/8/2017) lalu, tercetak profil negara yang pernah menjadi tuan rumah ajang kompetisi olahraga tersebut. Dalam buku itu, nama Indonesia pun disebutkan. Sayang, dalam buku panduan itu, bendera Indonesia tercetak terbalik. Bendera Indonesia yang seharusnya merah putih bermetamorfosis putih merah.
Akibat bencana ini, pemerintah Malaysia pun menerima kecaman keras dari masyarakat Indonesia.Protes cukup keras pun dilontarkan seorang pandai balig cukup akal pengguna akun Facebook Adinda Nanda. Remaja berusia 15 tahun berjulukan Adinda Saraswati Akbar itu menuliskan hal yang cukup menohok dalam postingannya di Facebook, Minggu, 20/8/2017. Dia menulis surat terbuka yang eksklusif ditujukan kepada Perdana Menteri Malaysia, Tuan Najib Razak. Pelajar kelas sembilan Sekolah Menengah Pertama tersebut menyatakan tindakan yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia sudah keterlaluan dan berikut goresan pena tersebut.
YM Perdana Menteri Malaysia, Tuan Najib Razak,
Nama saya Adinda Saraswati Akbar dan saya yaitu anak wanita Indonesia yang berusia 15 tahun dan ketika ini sedang duduk dibangku kelas 9. Mohon maaf bila bahasa yang saya pakai tidak begitu menyenangkan dihati Yang Mulia. Tapi tampaknya harus ada yang memberi tahu Yang Mulia secara eksklusif bahwa cara negara Yang Mulia memperlakukan Indonesia sudah berlebihan dan tidak layak sebagai saudara kalau anda menganggap kami saudara serumpun.
Awalnya saya ingin menulis dalam bahasa Inggris, tapi saya ingin menjaga perasaan Yang Mulia lantaran anda pernah dijajah oleh Inggris dan diberi kemerdekaan oleh mereka. Makara saya jadinya menulis kepada dalam bahasa Indonesia dimana induk bahasa Malaysia juga berasal dari bahasa kami. Kami tak pernah berniat memakai bahasa Belanda lantaran once upon a time, Belanda telah menjajah kami dan para pendahulu kami berjuang mati-matian untuk menerima kemerdekaan dari mereka dan bendera merah-putih, bendera yang Yang Mulia dan Malaysia lecehkan hari ini di arena Sea Games, bendera yang kami dapatkan sesudah berpuluh tahun berjuang.
Bangsa Yang Mulia dan Yang Mulia sendiri sudah lebih dari sekali mengecewakan bangsaku, Indonesia dan saya. Dan setiap kesalahan yang dibentuk diakhiri dengan seruan maaf. Saya sebagai anak muda Indonesia berpikir seruan maaf Yang Mulia dan Malaysia buat sudah biasa.
Saya berpikir Indonesia dan Malaysia mempunyai ikatan yang besar lengan berkuasa layaknya menyerupai hubungan kakak-adik. Indonesia berdasarkan saya sudah menjadi ‘kakak’ yang baik untuk Malaysia, adik kami.
Kami, bangsa Indonesia telah mengirim banyak pendidik dan mengajar warga Malaysia ketika momen kemerdekaan Malaysia gres terjadi. Kami, bangsa Indonesia yakin kami memainkan tugas sebagai abang dengan baik untuk Malaysia. Kami, bangsa Indonesia telah mendidik bangsa Malaysia hingga kami mengetahui bahwa bangsa yang kami didik selama ini sudah maju menjadi bangsa yang lebih baik dari kami sendiri. Tentu sebagai ‘kakak’, kami besar hati dan terus menghormati Malaysia. Tetapi semakin usang kemajuan bangsa Yang Mulia berlangsung semakin sering bangsa Indonesia mempertanyakan keterikatan Indonesia dan Malaysia.
Saya sulit untuk percaya bahwa sebagai saudara serumpun, bendera kami pun anda tidak ketahui padahal kami mengetahui Malaysia dan warganya dengan baik. Bendera merah-putih Indonesia itu dibayar dengan air mata, darah, dan perjuangan mati-matian para pendahulu dan hero nasional kami. Ketika kami mengetahui bahwa bendera Indonesia dicetak dengan salah, kami merasa bahwa ibu kandung kami telah dihina oleh Malaysia dan luka yang dalam telah dibentuk dihati kami bangsa Indonesia. Kasus warna bendera Indonesia putih-merah ini sudah meninggalkan luka yang akan sulit dihilangkan di hati kami bangsa Indonesia, sanggup saja tidak akan pernah pudar.
Sebenarnya, permohonan maaf tidak akan pernah cukup untuk menebus semua kesalahan negeri Yang Mulia kepada kami. Indonesia dan Malaysia sudah melalui hal banyak bersama tetapi tampaknya hormat respek yang kami beri tidak menerima jawaban dari Malaysia.
Jika dibandingkan dengan angka kesalahan yang telah dibentuk Indonesia untuk Malaysia dan kesalahan yang dibentuk Malaysia sendiri, Malaysia mempunyai angka yang jauh lebih tinggi. Makara apa yang tersisa dalam keterikatan kakak-adik ini? Bangsa Indonesia berharap kasus ini yaitu kasus terakhir yang dibentuk oleh Malaysia kepada kami lantaran kasus ini meninggalkan luka yang sangat dalam disetiap hati warga negara Indonesia. Kami sangat yakin tugas kami sebagai ‘kakak’ kami lakukan dengan baik. Tetapi selama ini tidak pernah ada jawaban atas kebaikan kami dari Malaysia, jadi kami berharap Malaysia akan berguru makna persaudaraan dan tugas adik. Indonesia layak mempunyai ikatan persaudaran dengan bangsa yang thauncara menghormati kami pula. Kami tidak ingin kesabaran kami selalu diuji dengan kekecewaan yang bangsa anda dan Yang Mulia sendiri buat lantaran kesabaran selalu ada batasnya.
Terima kasih. Yang Mulia boleh merespon goresan pena ini atau tidak. Saya hanya memberikan hal yang harus saya sampaikan. Saya yakin goresan pena ini akan hingga ke Yang Mulia Perdana Menteri lantaran dunia ini sudah dihubungkan oleh teknologi. Teknologi menghubungkan antara satu insan dengan insan lain dengan cepat dan tanpa batas. Saya juga tidak tahu alamat Yang Mulia di Malaysia.
Hormat saya,
Adinda Saraswati Akbar
Sumber aciknadzirah.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "√ Surat Atas Kejadian Bendera Merah Putih Terbalik Oleh Malaysia"
Posting Komentar