Metode Budidaya Jamur [Bagian 2]

     Jamur Merang (Volvariella sp.) merupakan salah satu jenis jamur konsumsi yang banyak digemari konsumen. Selain menawarkan sensasi rasa yang nikmat, jamur merang juga mempunyai banyak manfaat.Hal inilah yang mendorong masyarakat mulai berminat untuk memanfaatkan jamur merang sebagai salah satu alternatif materi pangan yang baik untuk kesehatan.
     Jamur merang kaya akan protein bernafsu dan karbohidrat bebas Nitrogen. Tingkat kandungan serat bernafsu dan abunya moderat atau sedang, sedangkan kandungan lemaknya rendah. Namun jamur merupakan sumber protein dan mineral yang baik dengan kandungan Kalium (K), dan fosfor (P) tinggi.
     Jamur merang juga mengandung kalsium, magnesium, tembaga, seng, besi. Sementara logam berat beracun ibarat Pb dan Cd tidak terkandung dalam jamur merang. Jamur juga mengandung majemuk vitamin.
     Jamur Merang mengandung antibiotik yang mempunyai kegunaan untuk pencegahan penyakit anemia, menurunkan darah tinggi, dan pencegahan penyakit kanker. Eritadenin dalam jamur merang dikenal sebagai penawar racun.
     Jamur merupakan salah satu komoditi yang mempunyai cita-cita di masa depan,mengingat undangan pasar cukup tinggi sedangkan produksi rendah. Singapura misalnya, membutuhkan 100 ton jamur merang setiap bulan dan Malaysia membutuhkan jamur merang sekitar 15 ton tiap minggunya.Kebutuhan jamur merang di pasaran dalam negeri juga mempunyai prospek yang sangat cerah.
     Budidaya jamur ini tidak sulit. Panen dilakukan terhadap badan buah yang belum sepenuhnya berkembang (masih kuncup), meskipun badan buah yang telah membuka payungnya pun masih sanggup dikonsumsi walaupun harnga jualnya menurun.
     Tubuh buah yang masih muda berbentuk lingkaran telur, berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada badan buah jamur merang dewasa, tudung berkembang ibarat cawan berwarna coklat renta keabu-abuan dengan belahan batang berwarna coklat muda. Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi yaitu badan buah yang masih muda yang tudungnya belum berkembang.
     Jamur merang merupakan jamur yang tumbuh didaerah tropika dan membutuhkan suhu dan kelembaban yang cukup tinggi berkisar antara 30-38 ºC dalam krudung atau kumbung.      Kelembaban relatif yang diharapkan yaitu berkisar antara 80% hingga dengan 85% serta kebutuhan pH media tumbuh akan berkisar antara pH 5,0 sd pH 8,0.      
     Hal yang menarik dari perjuangan budidaya jamur merang yaitu dari aspek ekonominya yang cerah sebab tidak membutuhkan lahan yang luas, media tanam berupa limbah pertanian yang gampang didapat dengan harga murah, serta siklus produksinya relatif cepat (±1 bulan). Hasil produksi jamur merang cukup bersaing dengan jenis kuliner lainya, baik dalam bentuk segar atau olahan sebagai wujud undangan pasar domestik maupun luar negeri
PEDOMAN BUDIDAYA 
     1. Syarat Pembuatan Rumah Jamur/Kumbung 

Penyiapan kumbung/rumah jamur merupakan langkah awal dalam budidaya jamur. Pemilihan lokasi kumbung diupayakan yang mempunyai suhu 30-32ᵒC akrab dengan sumber air, dan sarana produksi yang lain. Ketinggian rumah 5-6 meter,beratap genting/plastik,dinding dari anyaman bambu yang dilapisi plastik. Besarnya rumah jamur ini tergantung pada jumlah polybag yang akan ditempatkan
Pembuatan rumah jamur atau kumbung sanggup dilakukan dengan sederhana sehingga biaya pembuatannya juga lebih murah. Kerangka kumbung sanggup dibentuk dari kayu atau bambu, sedangkan atap kumbung dari anyaman bambu, jerami padi, atau rumbia. Ukuran kumbung diadaptasi dengan luas dan bentuk lahan. 


Tiang dibentuk dari bambu atau kayu yang sudah renta semoga lebih infinit dan tahan lama. 
Sementara itu, atap kumbung dibentuk melengkung ibarat atap pada gerbong kereta api. Jika memakai bahan-bahan di atas, maka materi tersebut perlu ditata sedemikian rupa untuk menghindari kebocoran ketika isu terkini hujan. 






Bila perlu, belahan bawah atap tersebut diberi bantalan dari plastik. Atap dan dinding rumah jamur ditutup rapat dan dibentuk kokoh. Dinding dibentuk dua lapis, pada lapisan bawah, kurang lebih setinggi satu meter, dibentuk dari anyaman bambu dan dilapisi plastik bening atau transparan. 
Sedangkan pada lapisan atas dinding dibentuk dari anyaman bambu tanpa dilapisi plastik bening. Jika kelembaban dalam ruangan terlalu rendah dan suhu tinggi, maka seluruh lapisan dinding ditutup atau dilapisi dengan plastik transparan
Bagian atas dinding kumbung perlu dibuatkan ventilasi selebar 40 cm dan panjang meyesuaikan dinding kumbung, yang dipakai sebagai tempat keluar masuk udara. 


Sementara itu, pada lapisan dinding belahan bawah perlu dibuatkan lubang ventilasi khusus, ibarat jendela, yang sanggup dibuka dan ditutup kembali
Untuk mencegah masuknya hewan liar, maka ventilasi udara tersebut harus ditutup dengan kasa. 
Rumah jamur atau kumbung dibentuk dengan sekurang-kurangnya satu pintu utama yang dipakai sebagai tempat keluar masuk kumbung 
















Kumbung dilengkapi dengan rak-rak atau para-para yang dipakai sebagai tempat untuk meletakkan baglog. Para-para tersebut dibentuk secara berjajar dan berlapis. Ukuran rak diadaptasi dengan ukuran polibag tempat bibit jamur yang akan dibudidayakan. Biasanya, rak dibentuk dengan lebar 20 cm dan tinggi lapisan rak 30 cm. Dalam ruangan kumbung tersebut terdapat beberapa unit rak yang terpisah oleh jalan. Jarak antar unit rak kurang lebih satu meter untuk memudahkan pemeliharaan 



Pada setiap unit rak, lapisan rak paling bawah dibentuk dengan jarak 30 cm di atas permukaan tanah atau lantai dasar. Pengaturan jarak ini dibentuk dengan tujuan untuk memperlancar sirkulasi udara bagaian bawah dan mengantisipasi semoga badan buah jamur yang telah tumbuh tidak tercemar oleh kotoran pada lantai. Selain itu, ruangan dalam kumbung juga tidak sepenuhnya dipakai untuk penyusunan unit rak. Paling tidak 20% dari luas ruangan dipakai sebagai tempat inkubasi.
Rumah jamur sederhana tersebut sanggup dipakai dalam jangka waktu dua tahun, kurang lebih sekitar empat kali periode penanaman. Artinya, umur hemat atau umur produktif kumbung hanya berlangsung selama dua tahun dan investasi yang dikeluarkan untuk membangun rumah jamur harus sanggup kembali dalam jangka waktu dua tahun. 
a). Penentuan Lokasi : 
Faktor lingkungan menghipnotis pertumbuhan jamur yaitu senyawa beracun dan radiasi.
Radiasi ibarat cahaya gelombang pendek (sinar ultraviolet/UV, sinar infa merah dan sinar gamma) mempunyai daya rusak yang tinggi bagi sel-sel jamur dan sanggup menjadikan janjkematian sel jamur
Kelembaban juga merupakan faktor yang paling besar lengan berkuasa dalam pertumbuhan jamur. Umumnya jamur akan tumbuh dengan baik pada keadaan udara yang lembab. Hal ini erat hubungannya dengan kebutuhan jamur akan air, baik dalam bentuk air maupun uap air

b). Sumber Makanan  
Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen.
Jamur merang mengabsorpsi karbohidrat dan mineral dari rumput-rumputan yang melapuk.      Rumput rumputan terutama jerami mengandung banyak zat gula dan mineral (N, P, K dan sebagainya). Selama proses fermentasi, materi organik karbohidrat dan mineral sanggup diambil dalam jumlah besar. Begitu terjadi pelapukan jerami, dengan cepat kandungan senyawa organiknya segera akan tersedia dan sanggup dipakai jamur untuk pertumbuhannya.Lokasi harus akrab dengan materi baku, terutama Merang/ jerami / batang padi sisa panen padi 
c). Sumber Air
     Sumber air harus cukup cantik untuk penyiraman dan fermentasi media tanam.Penyiraman merupakan kegiatan penting dalam budidaya jamur.Penyiraman bertujuan untuk membuat atau mengatur semoga suhu udara serta kelembaban sanggup stabil sesuai dengan kondisi ideal untuk pertumbuhan jamur.
d). Lingkungan
Diusahakan jauh dari pemukiman warga, sebab ada busuk tidak sedap diantara proses fermentasi/ pembusukan jerami/merang.


2. Rancang Bangun Kumbung Styrofoam
 2.1 Bahan Pembuatan Kumbung Styrofoam

     - Bambu 250 batang 
     - Styrofoam 180 lembar 
     - Plastik PE 30kg 
     - Paku 10 cm 30kg 
     - Paku 5 cm 5kg     
 2.2 Rangka Kumbung atas lancip : bila panas maka uap akan mengalir ke samping. Digunakan untuk kumbung yang mempunyai satu rak ditengah.
2.3 Rangka Kumbung atas datar : uap air akan jatuh ketengah-tengah kumbung. Digunakan untuk kumbung yang mempunyai dua rak 


2.4 Dinding dalam dan atas memakai plastik polyetilen.
2.5 Dinding luar memakai sterofoam
2.5 Dinding luar memakai sterofoam
2.6 Jarak dinding kumbung ke rak = 70cm
2.7 Lebar Rak = 100cm
2.8 Lebar Pintu = 80cm

2.9 Jarak Tiap-tiap rak media tanam

a) Jarak dari lantai kee rak 1 = 60cm 


b) Jarak Rak 1 ke rak 2 = 65cm

c) Jarak Rak 2 ke rak 3 = 75cm

d) Jarak Rak 3 ke rak 4 = 80cm

e) Jarak Rak 4 ke rak 5 = 75cm

f) Jarak Rak 5 ke rak 6 = 75cm




3. Persiapan Bibit
    Persiapan bibit jamur menjadi poin penting sebelum alhasil menekuni bisnis budidaya jamur. Untuk budidaya jamur merang skala rumah tangga, akan lebih efisien bila dimulai membeli bibit yang sudah siap di biakkan dari bibit F3 menjadi F4 dan dibudidayakan hingga masa panen tiba. dan akan lebih sulit apabila membuat kemudian memasukkan bibitnya sendiri, 
     Alasannya sederhana, semakin lengkap nutrisi yang dimiliki media pembibitan maka semakin banyak mikroorganisme yang bahagia hidup didalamnya. sehingga kemungkinan tercemar sangat tinggi apabila tidak dilakukan dengan benar.
Sedangkan untuk skala industri, sanggup membiakkan bibit murni, bibit F1, F2, F3 hingga F4 dengan pemberian kemudahan yang memadai.

Bibit induk yaitu bibit yang dipakai sebagai inokulum untuk bibit jamur siap tanam. Prosedur pembuatan media tumbuh bibit indukan yaitu sebagai berikut ;
a)  Siapkan 750-850gr bibit jamur merang yang berkualitas baik dan unggul yang didapat dari pertanian atau peladang jamur
b)  Bagian jamur yang diambil hanya payungnya saja dengan irisan kaban 45ecil dan tipis.
c)  Masukkan payungnya ke dalam wadah.sterilisasi dengan menyiram air hangat.tiriskan dan dinginkan.
d)  Masukkan air,sekam dan abunya ke dalam wadah berisi irisan jamur,aduk hingga rata
e)  Campuran tersebut harus mempunyai kelembaban 45%,Untuk mengetahui indikasi kelembaban 45% dengan cara ketika dikepal tidak ada lagi air yang menetes dan kalau kepalan dilepas tetap dalam bentuknya.
f) Campuran materi dimasukan ke dalam plastic transparan dengan ukuran 20 x 35 cm dan tebal 0,5. Media harus dipadatkan semoga terbentuk log yang baik. Media yang cantik yaitu kepadatannya merata.
g)  Pengisian dilakukan tidak terlalu penuh, tapi disisakan 15 cm untuk memudahkan dalam mengikat.Tiap log ditimbang beratnya, yaitu sebanyak 1,2 kg
h) Simpan materi bibit jamur diruangan yang teduh dan terhindar dari sinar matahari selama 2-4 hari.
i)  Bila terlihat benang- benang putih, berarti pembibitan berhasil dan siap dibibitkan ke dalam kumbung.








4. Persiapan Media Tanam    
     Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga tidak sanggup menyediakan kuliner sendiri dengan cara fotosintesis. Oleh sebab itu di dalam pertumbuhannya jamur memerlukan zat-zat kuliner yang siap untuk dipakai atau diserapnya. Di alam zat-zat nutrisi tersebut biasanya telah tersedia dari proses pelapukan oleh acara mikroorganisme
     Pada dasarnya jamur merang mempunyai habitat hidup di tempat-tempat berupa sisa flora atau makhluk hidup yang telah mengalami pelapukan/pembusukan. Untuk sanggup membudidayakan jamur merang, sanggup dipakai media tanam berupa jerami atau merang, limbah pabrik kertas, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, kulit buah pala, sisa tumbuhan jagung, daun pisang, serbuk gergaji kayu, dan lain sebagainya .
5. Bahan-bahan Media Tanam
      a) Jerami
      Substitusi Jerami = Alang-alang 
                                     Eceng gondok 
                                     Batang jagung 
                                     Kelaras pisang/Daun Pisang Kering
      b) Kapur CaCO3/Kapur Pertanian/Dolomit
Kapur dipakai untuk menjaga keasaman media dan berfungsi sebagai sumber mineral
      c) Dedak/Bekatul
Dedak yang disarankan yaitu yang masih gres dan tidak berbau apek atau tengik Dedak mengandung senyawa organik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur merang ibarat Nitogen 3,5%, Phospor 2.7 %, Kalium 0.8%, Magnesium 1%, lignin 19%, dan selulosa 29 %
      e) Limbah Kapas 

      Substitusi Kapas = Ampas Sagu 
                                     Ampas Tahu 
                                     Ampas Tempe
                                     Ampas Kapuk

      f) Pupuk Urea
       Pupuk Urea mempunyai kandungan nitrogen berkadar tinggi yang sangat diharapkan oleh setiap tanaman, khususnya pada masa pertumbuhan. Zat nitrogen merupakan unsur hara untuk membantu metabolisme tanaman.
     g) Pupuk Triple Super Phosphate [TSP]
Pupuk TSP yaitu nutrient anorganik yang dipakai untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. Pupuk TSP memenuhi kebutuhan tumbuhan akan unsur hara fosfor sebab keunggulan yang dimilikinya, kandungan hara fosfor dalam bentuk tinggi yaitu sebesar 36%, unsur hara fosfor yang terdapat dalam pupuk hampir seluruhnya larut dalam air dan tidak gampang menghisap air.
6. Komposisi Media Tumbuh
Media tumbuh jamur yaitu dengan pengomposan,adapun tahapannya sebagai berikut ;   adonan jerami padi dan kapas (50% : 50%), kapur pertanian (2% dari berat jerami dan kapas), bekatul (10%), dan Pupuk urea (1%).Untuk mempercepat proses pelapukan media, dilakukan proses fermentasi dengan cara memotong jerami padi dengan ukuran 10-15cm [semakin kecil semakin baik], campur dengan kapas, dan kapur kemudian rendam dalam air selama 24 jam.


Setelah itu angkat adonan media tersebut dan tumpuk diatas lantai dengan ukuran 1,5 m x 1,5 m x 1,5 m. 
Tutup tumpukan media tersebut dengan plastik, dan diamkan 4-6 hari. Untuk menghasilkan kompos yang merata, lapisan di aduk setiap tiga hari sekali. Tiga hari pertama lapisan diaduk/dibalik sambil ditambahkan urea.
 





Tiga hari kedua atau hari keenam lapisan dibalik lagi sambil ditambahkan dengan ZA. Setiap tiga hari selanjutnya lapisan di balik tanpa penambahan zat lain.

Pengomposan dilakukan selama 18-21 hari. Proses pengomposan yang tepat akan menghasilkan kompos dengan cirri warna yang gelap,tidak berbau, struktur halus/remah dan pH netral (pH 7).


Setiap 2-3 hari adonan media harus di bolak balik, sebelum ditambahkan 10% dedak, 1%  Pupuk TSP, dan 1% kapur pertanian.Jerami padi yang sudah dikompos diikat, ditumpuk melintang bersilangan 2 lapisan dengan ketebalan 20-30cm pada rak-rak media tanam, untuk lapisan pertama yaitu kompos jerami dan lapisan kedua yaitu kompos dan limbah kapas.
Sebaiknya di taburkan sekam padi diatas permukaan lapisan pertama sebelum menutup dengan lapisan.kedua. 

Beberapa formula yang sanggup dipakai sebagai media tanam budidaya jamur diantaranya :

a) Formula 1
     - 100 kg jerami
     -  5 kg Bekatul
     -  2 kg Kapur
     -  1 kg ZA
     -  3 kg Urea
     -  3 liter Air Kelapa

b) Formula 2
     - 100 kg jerami
     - 10 kg kotoran kuda / kotoran ayam
     -  5 kg bekatul
     -  1 kg urea
     -  2 kg kapur

7. Sterilisasi Rumah Jamur/Kumbung 
Tahapan sterilisasi dilakukan dengan cara memasukan media tanam secara merata di atas rak yang telah disiapkan dalam kumbung jamur, Tutup rapat kumbung jamur, kemudian alirkan uap panas ke dalam kumbung tersebut. 
Proses ini dilakukan selama 8-10 jam hingga suhu di dalam kumbung jamur naik hingga 60-70ºC, selanjutnya suhu di pertahnkan dengan suhu 40-50°C selama 24-36 jam.Selanjutnya diamkan rumah kumbung jamur hingga suhunya kembali turun menjadi 32-35 ºC.




Sumber http://equatornusantara.blogspot.com

Mari berteman dengan saya

Follow my Instagram _yudha58

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Metode Budidaya Jamur [Bagian 2]"

Posting Komentar