Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia : Papilionaceae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L.) Merill
Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang sanggup diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill.
Tanaman kedelai (Glycine max L.) termasuk famili Leguminoceae, sub famili Papilionideae, merupakan tumbuhan semusim, berupa semak rendah, tumbuh tegak dan berdaun lebat.
Tanaman kedelai berbatang tegak dengan tinggi 30 – 100 cm mempunyai bunga tepat yaitu bunga jantan dan betina. Polong pertama pada kedelai sanggup terlihat pada umur 10 – 14 hari sehabis munculnya bunga. Tiap-tiap polong sanggup membentuk 2 – 4 biji. Berat biji kedelai sanggup mencapai 6 – 30 gram setiap 100 biji kedelai.
Kedelai merupakan tumbuhan pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan banyak sekali kedelai yang kita kenal kini (Glycine max (L) Merril). Berasal dari tempat Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia, yang dibudidayakan mulai kurun ke 17 sebagai tumbuhan masakan dan pupuk hijau. Penyebaran tumbuhan kedelai ke Indonesia berasal dari tempat Manshukuo menyebar ke tempat Mansyuria: Jepang (Asia Timur) dan ke negara-negara lain di Amerika dan Afrika.
Pertumbuhan tumbuhan kedelai dibedakan atas dua tipe yaitu tipe indeterminit dan determinit. Tanaman kedelai termasuk berkeping dua, yaitu mempunyai perakaran tunggang. Pada akar terdapat bintil-bintil yang merupakan koloni basil Rhizobium japonicum. Bakteri ini sanggup menfiksasi nitrogen dari udara yang dipakai untuk pertumbuhan tumbuhan kedelai. Batang kedelai berwarna ungu atau hijau, daun kedelai ialah beragam yang terdiri dari tiga helai anak daun, warna daun hijau muda, hijau bau tanah atau hijau kekuning-kuningan, tergantung varietasnya.
Bunga kedelai disebut bunga kupu-kupu dan merupakan suatu rangka yang terdiri 3 – 15 bunga yang terdapat di ketiak daun. Biji terdapat di dalam polong yang jumlahnya berkisar 1-5 biji per polong. Pada umumnya varietas- varietas kedelai yang diusahakan mempunyai 2 – 3 biji per polong .
Umur panen kedelai tergantung pada varietas dan lingkungan tumbuhnya; kedelai umur panennya 75 – 85 hari digolongkan tumbuhan berumur genjah dan berumur 86 – 95 hari atau lebih digolongkan sebagai kedelai berumur dalam.
Tanaman Kedelai (Glicine max L. Merill) juga merupakan salah satu dari tumbuhan yang termasuk family Leguminosa. Tanaman ini merupakan tumbuhan semusim sanggup tumbuh dan cocok pada tanah- tanah alluvial, regosol, grumusol, latosol dan andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali jikalau tanah diberi aksesori pupuk organic atau kompos dalam jumlah cukup. Toleransi kemasaman tanah (pH tanah) bagi kedelai ialah 5,8 – 7,0.
Namun, pada pH 4,5 kedelai sanggup tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5, pertumbuhannya sangat terhambat alasannya ialah keracunan aluminium. Selain itu, pertumbuhan basil bintil dan proses nitrifikasi (proses oksida amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik. Untuk sanggup tumbuh dengan baik, maka tumbuhan kedelai memerlukan tanah yang mengandung unsur hara yang cukup serta struktur tanah yang remah bebas dari gulma.
Tanaman kedelai bersama-sama sanggup tumbuh di semua jenis tanah,namun demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal, kedelai harus ditanam pada jenis tanah berstruktur lempung berpasir atau liat berpasir. Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air untuk mendukung pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor
lingkungan tumbuh yang lain.
Faktor lain yang menghipnotis keberhasilan pertanaman kedelai yaitu kedalaman olah tanah yang merupakan media pendukung pertumbuhan akar. Artinya, semakin dalam olah tanahnya maka akan tersedia ruang untuk pertumbuhan akar yang lebih bebas sehingga akar tunggang yang terbentuk semakin kokoh dan dalam. Pada jenis tanah yang bertekstur
remah dengan kedalaman olah lebih dari 50 cm, akar tumbuhan kedelai dapat tumbuh mencapai kedalaman 5 m. Sementara pada jenis tanah dengan kadar liat yang tinggi, pertumbuhan akar hanya mencapai kedalaman sekitar 3 m.
Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki struktur tanah dan juga merupakan sumber masakan bagi jasad renik tanah. Selanjutnya dinyatakan bahwa pengolahan tanah sebelum ditanami kedelai sanggup dilakukan tergantung dari tipe lahan dan kandungan air tanah. Tanaman kedelai sanggup tumbuh baik di tempat yang mempunyai curah hujan sekitar 100 – 400 mm/bulan. Untuk mendapat hasil optimal, tumbuhan kedelai membutuhkan curah hujan antara 100 – 200 mm/bulan.
Tanaman kedelai memerlukan P dalam jumlah relative banyak, hara Fosfat diserap tumbuhan sepanjang masa pertumbuhannya yang berfungsi antara lain untuk merangsang perkembangan akar sehingga tumbuhan akan lebih tahan terhadap kekeringan, mempercepat masa panen dan menambah nilai gizi dari biji, tetapi periode terbesar penggunaan P dimulai pada masa pembentukan polong hingga kira-kira sepuluh hari sebelum biji berkembang penuh.
dikompensasi dengan pencapaian produktivitas yang tinggi (> 2,0 ton/ha).
A. IKLIM
Untuk mencapai pertumbuhan tumbuhan yang optimal, tumbuhan kedelai memerlukan kondisi lingkungan tumbuh yang optimal pula. Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan faktor lingkungan tumbuh,khususnya tanah dan iklim. Kebutuhan air sangat tergantung pada pola curah hujan yang turun selama pertumbuhan, pengelolaan tanaman, serta
umur varietas yang ditanam.
B. SUHU
Tanaman kedelai sanggup tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30°C. Bila tumbuh pada suhu tanah yang rendah (<15°C), proses perkecambahan menjadi sangat lambat, bisa mencapai 2 minggu. Hal ini dikarenakan perkecambahan biji tertekan pada kondisi kelembaban tanah tinggi. Sementara
pada suhu tinggi (>30°C), banyak biji yang mati tanggapan respirasi air dari dalam biji yang terlalu cepat.
Disamping suhu tanah, suhu lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan tumbuhan kedelai. Bila suhu lingkungan sekitar 40°C pada masa tumbuhan berbunga, bunga tersebut akan rontok sehingga jumlah polong dan biji kedelai yang terbentuk juga menjadi berkurang. Suhu yang terlalu rendah (10°C), menyerupai pada tempat subtropik, sanggup menghambat proses pembungaan dan pembentukan polong kedelai. Suhu
lingkungan optimal untuk pembungaan bunga yaitu 24 -25°C.
C. PANJANG HARI [Photoperiode]
Tanaman kedelai sangat peka terhadap perubahan panjang hari atau usang penyinaran sinar matahari alasannya ialah kedelai termasuk tanaman “hari pendek”. Artinya, tumbuhan kedelai tidak akanberbunga bila panjang hari melebihi batas kritis, yaitu 15 jam perhari. Oleh alasannya ialah itu, bila varietas yang berproduksi tinggi dari tempat subtropik dengan panjang hari 14 – 16 jam ditanam di tempat tropik dengan rata-rata panjang hari 12 jam maka varietas tersebut akan mengalami penurunan produksi karena masa bunganya menjadi pendek, yaitu dari umur 50 – 60 hari menjadi 35 – 40 hari sehabis tanam. Selain itu, batang tanaman pun menjadi lebih pendek dengan ukuran buku subur juga lebih pendek.
Perbedaan di atas tidak hanya terjadi pada pertanaman kedelai yang ditanam di tempat tropik dan subtropik, tetapi juga terjadi pada tumbuhan kedelai yang ditanam di dataran rendah (<20 m dpl) dan dataran tinggi (>1000 m dpl). Umur berbunga pada tanaman kedelai yang ditanam di tempat dataran tinggi mundur sekitar 2-3 hari dibandingkan tumbuhan kedelai yang ditanam di datarn rendah.
Kedelai yang ditanam di bawah naungan tumbuhan tahunan, seperti kelapa, jati, dan mangga, akan mendapat sinar matahari yang lebih sedikit. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa naungan yang tidak melebihi 30% tidak banyak berpengaruh negatif terhadap penerimaan sinar matahari oleh tanaman kedelai.
D. DISTRIBUSI AIR DAN CURAH HUJAN
Hal yang terpenting pada aspek distribusi curah hujan yaitu jumlahnya merata sehingga kebutuhan air pada tanaman kedelai sanggup terpenuhi. Jumlah air yang dipakai oleh
tanaman kedelai tergantung pada kondisi iklim, sistem pengelolaan tanaman, dan usang periode tumbuh. Namun demikian, pada umumnya kebutuhan air pada tumbuhan kedelai
berkisar 350 – 450 mm selama masa pertumbuhan kedelai.
Pada ketika perkecambahan, faktor air menjadi sangat penting karena akan kuat pada proses pertumbuhanKebutuhan air semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Kebutuhan air paling tinggi terjadi pada ketika masa berbunga dan pengisian polong. Kondisi kekeringan menjadi sangat kritis pada ketika tumbuhan kedelai berada pada stadia perkecambahan dan pembentukan polong.
Untuk mencegah terjadinya kekeringan pada tumbuhan kedelai, khususnya pada stadia berbunga dan pembentukan polong,dilakukan dengan waktu tanam yang tepat, yaitu saat
kelembaban tanah sudah memadai untuk perkecambahan.
Selain itu, juga harus didasarkan pada contoh distribusi curahhujan yang terjadi di tempat tersebut. Tanaman kedelai sebenarnya cukup toleran terhadap cekaman kekeringan karena
dapat bertahan dan berproduksi bila kondisi cekaman kekeringan maksimal 50% dari kapasitas lapang atau kondisi tanah yang optimal.
Selama masa stadia pemasakan biji, tumbuhan kedelai memerlukan kondisi lingkungan yang kering supaya diperoleh kualitas biji yang baik. Kondisi lingkungan yang kering akan mendorong proses pemasakan biji lebih cepat dan bentuk biji yang seragam.
PEDOMAN BUDIDAYA
1. PERSIAPANTerdapat 2 cara mempersiapkan penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpa pengolahan tanah (ekstensif) di sawah bekas ditanami padi rendheng dan persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan. Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5 - 7 hari, pencangkulan ke 2 sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari sisa - sisa akar. Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman sekitar 3 minggu.
2. PEMBENTUKAN BEDENGAN
Pembuatan bedengan sanggup dilakukan dengan pencangkulan ataupun dengan bajak lebar 50 - 60 cm, tinggi 20 cm. Apabila akan dibentuk drainase, maka jarak antara drainase yang satu dengan lainnya sekitar 3 - 4 m.
3. PENGAPURAN
Tanah dengan keasaman kurang dari 5,5 menyerupai tanah podsolik merah-kuning, harus dilakukan pengapuran untuk mendapat hasil tanam yang baik. Kapur sanggup diberikan dengan cara menyebar di permukaan tanah, kemudian dicampur sedalam lapisan olah tanah sekitar 15 cm. Pengapuran dilakukan 1 bulan sebelum ekspresi dominan tanam, dengan takaran 2 - 3 ton/ha. Diharapkan pada ketika ekspresi dominan tanam kapur sudah bereaksi dengan tanah, dan pH tanah sudah meningkat sesuai dengan yang diinginkan. Kapur halus memperlihatkan reaksi lebih cepat daripada kapur kasar. Sebagai sumber kapur sanggup dipakai watu kapur atau kapur tembok. Pemberian kapur tidak harus dilakukan setiap kali tanam, tetapi setiap 3 - 4 tahun sekali. Dengan pengapuran, tanah menjadi kaya akan Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dan pH-nya meningkat. Selain itu peningkatan pH sanggup menaikkan tingkat persediaan Molibdenum (Mo) yang berperan penting untuk produksi kedelai dan golongan tumbuhan kacang-kacangan, alasannya ialah dekat hubungannya dengan perkembangan bintil akar.
4. POLA TANAM
Pada praktikum yang dilakukan di Narmada, kami tidak terlalu mengatur contoh tanam namun bibit yang masih berupa biji ditanam dengan menyebar langsung.
5. WAKTU TANAM
Pemilihan waktu tanam kedelai ini harus tepat, supaya tumbuhan yang masih muda tidak terkena banjir atau kekeringan. Karena umur kedelai berdasarkan varietas yang dianjurkan berkisar antara 75 - 120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang simpulan ekspresi dominan penghujan, yakni ketika tanah agak kering tetapi masih mengandung cukup air. Waktu tanam yang tepat pada masing-masing tempat sangat berbeda. Sebagai pedoman: bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik ialah permulaan ekspresi dominan penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat ialah menjelang simpulan ekspresi dominan penghujan. Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai sanggup ditanam pada awal hingga pertengahan ekspresi dominan kemarau.
6. PEMUPUKAN
Dosis pupuk yang dipakai sangat tergantung pada jenis lahan dan kondisi tanah. Pada tanah subur atau tanah bekas ditanami padi dengan takaran pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan.
Pada tanah yang kurang subur, pemupukan sanggup menaikkan hasil. Dosis pupuk secara tepat ialah sebagai berikut:
a). Sawah kondisi tanah subur: pupuk Urea=50 kg/ha.
b). Sawah kondisi tanah subur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
c). Sawah kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
d). Lahan kering kondisi tanah kurang subur: pupuk kandang=2000 - 5000 kg/ha; Urea=50 - 100 kg/ha, TSP=50 - 75 kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.
• Panen dilakukan sehabis semua daun tumbuhan sudah bau tanah atau berwarna kuning.
• Panen sanggup memakai sabit gerigi atau alat/mesin pemanen.
• Setelah dipanen, polong kedelai yang masih menempel dibatangnya segera dijemur.
• Kemudian biji dirontok dengan cara dipukul atau memakai mesin perontok bila tersedia.
• Setelah dirontok, biji segera dijemur atau dikeringkan dengan sinar matahari atau memakai alat pengering.
• Biji kemudian disimpan atau dijual.
• Biji yang akan dijadikan benih, disimpan dalam kantong plastik yang agak tebal atau kaleng dan ditutup rapat.
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Budidaya Kacang Kedelai"
Posting Komentar