Dalam ilmu akuntansi dikenal namanya Break Event Point (BEP). BEP merupakan titik dimana pendapatan dari perjuangan sama dengan modal yang anda keluarkan, dengan artian anda tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.
Dengan kondisi bunga deposito yang semakin menurun, tentunya tidak memperlihatkan return yang cukup baik bagi kita untuk meningkatkan daya beli kita akan dana yang kita miliki. Hal ini sanggup disebabkan oleh tingkat inflasi yang lebih besar dari bunga deposito.
Bila kita mencoba untuk memulai suatu perjuangan gres dalam rangka untuk meningkatkan return kita (apapun perjuangan yang kita pilih ibarat toko lampu, toko komputer, perjuangan photo copy, perjuangan budidaya pembesaran angsa pedading, perjuangan budidaya jamur tiram, dll), tentunya kita perlu :
- Menghitung-hitung berapa dana yang diharapkan untuk menyewa daerah usaha, membeli peralatan, mempekerjakan karyawan dan hal-hal lain
- Membuat proyeksi :
- Berapa volume penjualan yang perlu diperoleh biar sanggup minimal menutup seluruh biaya-biaya timbul. Ini dikenal dengan istilah Break Even Point (Biasa disingkat BEP) dimana seluruh biaya yang timbul sama dengan total penjualan yang diperoleh, sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian
- Berapa volume penjualan yang diharapkan biar kita sanggup memperoleh keuntungan yang kita targetkan
Jenis Break Event Point (BEP)
- BEP Unit : BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan produk di nilai tertentu.
- BEP Rupiah : BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan atau harga penjualan tertentu.
Rumus / Cara Menghitung BEP
BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga per unit – Biaya Variable per Unit)
BEP Rupiah = (Biaya Tetap) / (Kontribusi Margin per unit / Harga per Unit)
Keterangan :
- BEP Unit / Rupiah = BEP dalam unit (Q) dan BEP dalam Rupiah (P)
- Biaya Tetap = biaya yang jumlahnya tetap walaupun perjuangan anda tidak sedang berproduksi.
- Biaya Variable = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan jumlah produksi ibarat materi baku, materi baku pembantu, listrik, materi bakar, dan lain-lain
- Harga per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
- Biaya Variable per unit = total biaya variable perunit (TVC/Q)
- Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit -biaya variable per unit (selisih)
Contoh BEP perhitungan
Dalam menyusun perhitungan BEP, kita perlu memilih dulu 3 elemen dari rumus BEP yaitu :
- Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa daerah usaha, peralatan, komputer dll. Biaya ini ialah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali
- Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan misalnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong plastik, biaya nota penjualan dll
- Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli
Berikut adapun pola penggunaan rumus untuk menghitung Break Even Point :
- Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual biar terjadi Break Even Point :
Total Fixed Cost
__________________________________
Harga jual per unit dikurangi variable costContoh :
Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-
Variable cost Rp.5,000 / unit
Harga jual Rp. 10,000 / unitMaka BEP per unitnya adalahRp.200,000
__________ = 40 unit10,000 – 5,000
Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu biar terjadi Break Even Point. Pada pejualan unit ke 41, gres mulai memperoleh keuntungan
- Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima biar terjadi BEP :
Total Fixed Cost
__________________________________ x Harga jual / unit
Harga jual per unit dikurangi variable costDengan memakai pola soal sama ibarat diatas maka uang penjualan yang harus diterima biar terjadi BEP adalah
Rp.200,000
__________ x Rp.10,000 = Rp.400,000,-
10,000 – 5,000
Sumber http://kantonfarm.blogspot.com
Mari berteman dengan saya
Follow my Instagram _yudha58
0 Response to "Cara Menghitung Bep (Break Even Point)"
Posting Komentar